INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Joe Biden Kebingungan, Utang Amerika Mencapai Batas

INDEKSMEDIA.ID — Utang Amerika Serikat (AS) yang sudah mencapai batas melahirkan dilema dalam lumbung pemerintahan Presiden Joe Biden.

Pasalnya, Pihak Joe Biden kini berhadapan dengan konsekuensi fatal jika bersikeras meningkatkan batas pinjaman.

Partai Republik AS pada Rabu (26/4) menaikkan batas pinjaman nasional, tapi dengan syarat pemotongan anggaran belanja yang besar. Sikap ini sebagai respons terhadap pengeluaran berlebihan Joe Biden di tengah kemungkinan gagal bayar yang makin mengkhawatirkan.

Dikutip dari CNBC pemerintah diperkirakan akan mencapai batas utang dalam beberapa minggu, meningkatkan kemungkinan ekonomi terbesar dunia gagal bayar dan memicu badai di pasar global.

Rancangan Undang-Undang Pembatasan, Penyimpanan, dan Pertumbuhan maju dari DPR dengan selisih tipis 217-215, tetapi tidak punya peluang untuk menjadi undang-undang karena ditentang oleh Demokrat yang mengendalikan senat dan Gedung Putih.

Partai Republik sendiri bertekad untuk memperkuatnya melalui majelis rendah Kongres untuk memperkuat posisi mereka dalam negosiasi dengan Biden, yang sangat tegas menolak untuk menyetujui pemotongan pengeluaran apa pun untuk menaikkan batas utang.

Ketua DPR Kevin McCarthy, terkunci dalam pembicaraan panik saat dia berjuang untuk memenangkan beberapa ketidakpastian Republik, mendorong pemungutan suara yang akan menjadikan Amerika “kembali ke jalurnya.”

House Republican baru saja menyampaikan rencana yang akan mengatasi krisis utang negara,”katanya dikutip dari AFP.

“Konferensi kami berkumpul untuk mengesahkan satu-satunya rencana di Washington yang akan mengatasi plafon utang, menghentikan pengeluaran federal dan inflasi yang berlebihan, dan mengembalikan negara kami ke jalur pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.”

Adapun, utang AS telah hampir mencapai US$ 32 triliun. Dalam RUU yang diajukan Partai Republik, batas atas akan dinaikkan hingga Maret 2024 atau hingga tumbuh menjadi US$ 32,9 triliun.

Namun, RUU tersebut secara dramatis memotong pengeluaran federal dan membatalkan sebagian besar agenda Biden, seperti dorongannya untuk membatalkan utang siswa dan penanggulangan perubahan iklim.

Dilansir dari Business Insider, perekonomian akan memasuki resesi pada kuartal berikutnya, menurut Ian Shepherdson, kepala ekonom Pantheon Macroeconomics.

“Itu karena tabungan menyusut dan investasi membebani pertumbuhan PDB,” katanya.

Dirinya memperkirakan PDB akan menyusut sebesar 2 persen pada kuartal berikutnya, memulai pelambatan yang akan berlangsung hingga musim gugur.

“Perekonomian AS akan melambat karena orang Amerika menghabiskan tabungan mereka dan mengecilkan investasi sambil berjuang melawan kondisi keuangan yang lebih ketat,”tegas Shepherdson. (*/Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini