INDEKS MEDIA

Berita Hari Ini Di Indonesia & Internasional

Peresmian Rumah Adat To Masapi, Ada Pesan Brilian oleh Makole Baebunta

Masyarakat Adat Kombong Pitu Masapi saat menggelar peresmian Rumah Adat yang dirangkaikan dengan pesta Panen. Foto : Istimewa

LUWU UTARA, INDEKSMEDIA.ID — Peresmian meriah Rumah Adat Kombong Pitu To Masapi dirangkaikan dengan pesta panen, di Desa Sepakat Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

Peresmian dan pagelaran budaya ini berlangsung selama dua hari, Senin hingga Selasa (25/4).

Dalam peresmian rumah adat ini, kata Amar, ada beberapa item kegiatan adat yang menjadi ciri khas masyarakat To Masapi.

“Ada beberapa kegiatan adat di sini, seperti Ma’jaga (proses hentakan kaki yang diiringi dengan lagu khusus tanpa musik) dilakukan untuk menghormati para tamu,”tutur Amar, salah seorang pemuda Desa Sepakat, kepada Indeksmedia.id, Selasa (25/4).

“Ada Ma’longge (proses keliling dengan berpegangan tangan) yang menandakan waktu penanaman padi di kebun,”sambungnya.

Warga To Masapi sedang Ma’longge. Dok : Istimewa.

Selain itu, ada pula permainan tradisional yang tidak hanya merupakan rentetan permainan, tetapi permainan yang mengandung arti tersendiri.

“Ada juga beberapa permainan yang mengandung makna tertentu seperti La’pa-la’pa/pugal yang menandakan proses penanaman padi kebun, issong-issong/alat penumbuk padi yang menandakan bahwa panen telah usai, gasing merupakan permainan tradisional yang dilakukan pada saat acara-acara besar seperti peresmian Rumah adat,”ujar Amar.

Tagline dari adat ini yaitu Kombong Pitu Masapi yang memiliki 7 wilayah kekuasaan Tomokaka Masapi.

Pembuatan rumah adat ini tidak memakan waktu dan anggaran yang sedikit, karena dirangkaikan juga dengan pesta panen.

“Pembangunan Rumah Adat Kombong Pitu Masapi ini memakan dana sebesar 113 jt rupiah. Menghabiskan waktu selama 48 hari, dan memang pembangunan rumah adat ini sudah direncanakan ±20 tahun yang lalu,” ucap bapak Yasmin selalu ketua panitia sekaligus tokoh masyarakat di sana.

Adapun sambutan dari Makole Baebunta, Andi Masita Kampasu Opu Dg Tawelong, dalam peresmian rumah adat To Masapi berharap bahwa tujuh daerah kekuasaan To Makaka Masapi ini tidak terpecah belah.

“Tujuan daerah kekuasaan To Makaka Masapi ini tidak boleh tercerai-berai karna pada dasarnya adalah saudara dalam komunitas adat,”tegas Makole.

Dalam sambutan tersebut, 2 benda yang dijadikan simbol yakni batu dan tombak. Batu mengartikan bahwa komunitas adat ini tidak mudah retak dan pecah. Kemudian, tombak mengartikan bahwa persatuan orang-orang dahulu menggunakan tombak untuk berperang.

Batu dan Tombak dipegang oleh Makole Baebunta dan Indah Putri Indriani (Dok.Amar)

Kata Makole Baebunta, ada beberapa hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini agar kita bisa melahirkan kesejahteraan yaitu agama, pemerintah dan adat.

“Ada pula 3 entitas yang tak dapat dipisahkan yakni agama, pemerintah, dan adat. 3 entitas tersebut dalam kegiatan apapun itu, seperti dalam menyelesaikan masalah, atau apapun itu, 3 entitas ini harus sepaham,”tutup Makole Baebunta. (Paya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini