Penghujung Ramadan, Hasrat Konsumerisme Semakin Menang
INDEKSMEDIA.ID – Di penghujung Ramadhan kita kerap menjumpai beberapa titik kota macet akibat kendaraan yang parkir di bahu jalan. Barangkali adalah kendaraan para pelanggan di pusat perbelanjaan modern yang terlihat sesak pelanggan.
Harap saya tentunya, semoga saja mereka berbelanja atas kebutuhannya dan bukan karna iming-iming obral dan diskon besar-besaran yang pada gilirannya memicu hasrat konsumerisme, dan akhirnya bisa saja berujung pada kesia-siaan.
Tapi apa untungnya narasi yang sedikit sinis ini? Coba kita lihat ada berapa banyak pakaian di lemari kita? Apakah semuanya terpakai? Setidak-tidaknya sekali dalam setahun?
Coba lihat bagaimana hati kita saat melihat barang branded yang sedang diskon, apakah biasa saja atau ada kemauan memiliki tapi harus diurungkan karna tak punya duit?
Kita resah melihat fenomena ini dan pada waktu yang sama kita memakai pakaian branded dan dengan kondisi lemari yg sesak pakaian tak terpakai.
Pada kondisi ini, agama memiliki peran penting. Agama yang saya anut (Islam) memiliki cara pandang progresif dalam perkara ini.
Jika dalam setahun ada baju di lemari yang tak pernah terpakai maka akan menjadi khumus dan wajib disumbangkan. Pakaian yang didapatkan secara halal akan berganti nilai menjadi haram jika kewajiban ini diabaikan, ini karena Islam sangat mengutuk perilaku boros dan sia-sia serta mengedepankan kemanfaatan.
Jadi, marilah kita sama-sama merenungkan kembali makna ramadhan; kemenangan apa yang akan kita gaungkan di akhir ramadhan ini; apakah ketakwaan ataukah sekadar perayaan seremoni lantadan telah berlepas diri dari kewajiban sebulan penuh, merayakan dengan pakaian baru dan makanan yg melimpah ruah.
Penulis: Muhammad Ali Asytar
(Pegiat JAKFI Palopo)
Tinggalkan Balasan