Sajak Renjana dari Kamal Khatib
LUWU, INDEKSMEDIA.ID – Art Ramadan berakhir kamis malam (13/4) di panggung Budaya yang diselenggarakan sejak seminggu lalu.
Salah satu kandungan puisi yang dilontarkan di panggung itu benar-benar menggetarkan sanubari pendengarnya.
Puisi seorang seniman muda, Kamal Khatib dengan lantang bersuara mengenai kehidupan dengan sajak-sajak yang indah. Mari teman-teman renungi kedalaman makna puisinya.
“SAJAK RENJANA”
Laksmi, menenun asap yang membubung dan melihat
di penghujung malam aku berumpama
“Kita dua pasang mata berlibur di kota Gaza, menyaksikan zionis membedah agama
melagakan telunjuk dengan pelatuk senapan”
Laksmi, kita melihat peradaban sedang diadu
mungkin kenyataan dalam perasaanku menjiplak keadaan ini, betapa aku nyenyak dan larut di suatu perjuangan memilikimu
Atas nama cinta yang berjarak dan tertutup
kusampaikan perihal rasa
telah usai kita menghitung satu persatu
cucuran darah di kota Gaza.
Tiba saatnya membakar dupa
dan membayangkan roh leluhur menunaikan hajatnya.
Laksmi, aku ingin menitip pesan
kepadamu di tempat yang berbeda;
“Ketahuilah laksmiku,
melengkapimu hanyalah haru
serupa tawaf di bawah Burj Khalifa
membayangkanmu hanyalah sekat
di antara Mekka dan Madinah.
aku belum jua hijrah
masih bersurban umpama umpama”
Laksmi, nampaknya kita terlalu jauh berandai
sampai lupa, kalaulah jalinan kasih
nyatanya bermukim di kota ini dengan kesaksian bahasa asing, I love you kota Palopo
Laksmi, baru saja kita tiba di daratan kedatuan
maka, jangan sampaikan prahara kota Gaza
karena senjata bertuliskan tebbake tongang’nge
mengancam tengah selangkangan kita
Lalu, hendakkah kita lari dari keterasingan
dan bersumbunyi di puncak Latimojong
ataukah turun dengan umpama
dan hanyut di Tanjung Ringgit ?
Manakala keadaan memaksa
biarkan tubuh rebah
di pulau Libukang
sampai saatnya mata terpejam
dan bermimpi atas ketegaran
betapa megahnya Lapandoso
sebagai saksi sejarah Islam di Tana Luwu
Karenanya,
esok atau lusa
akan kubangun pigura atas nama cinta
berisikan kasih, bertuliskan puisi
bermandikan cahaya
atas nama Basmalah
tertutup Hamdalah
dan terucap kata sah
di Masjid Jami Tua
Inilah rupa kesendirian
yang sejak lama kutabung
pada pecahnya adalah fana
sungguh, aku Israel
yang tak luput sesal kepadamu Laksmi
Kamal Khatib
(Seniman Muda Tana Luwu)
Luwu, 21 Januari 2022
Tinggalkan Balasan