Kejari Luwu Geledah Kantor PDAM, Ratusan Dokumen Disita
LUWU, INDEKSMEDIA.ID – Kejaksaan Negeri Luwu menggeledah Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Luwu, Kamis, (06/04).
Penggeledahan tersebut dilakukan oleh tim penyidik Kejaksaan Negeri Belopa terkait atas adanya dugaan korupsi dana Hibah PDAM.
Pemeriksaan itu berlangsung selama 3 jam, mulai pukul 13.00 hingga pukul 16.00 WITA.
Terlihat penyidik memasuki beberapa ruangan dan mencari berkas-berkas yang diperlukan.
Penyidik menyita ratusan dokumen dan kemudian dibawa ke kantor Kejaksaan Negeri Belopa.
Kajari Luwu Andi Usama Harun dihadapan awak media menyampaikan, bahwa penggeledahan ini terkait kasus Penyertaan modal pemerintah pada tahun 2018, 2019, dan 2020.
Menurutnya, PDAM Tirta Dharma menerima dana Penyertaan Modal Pemerintah untuk kegiatan Sambungan Rumah (SR) Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan besaran untuk tahun 2018 sebesar Rp. 4,5 Milyar, untuk tahun 2019 sebesar Rp. 3 Milyar dan untuk tahun 2020 sebesar Rp. 3 Milyar.
“Yang mana dana pemerintah tersebut nantinya diganti oleh pemerintah pusat dalam bentuk Dana Hibah Program Air Minum Perkotaan, namun dalam pelaksanaannya di duga telah terjadi perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian negara,” kata Andi Usama Harun, kepada awak media.
“Yang mana untuk kegiatannya sambungan rumah tersebut yang dikerjakan dengan sistem swakelola, tetapi tidak didasari oleh kontrak maupun perjanjian kerja baik itu terhadap pembelanjaan material assesories maupun terhadap tenaga kerja yang mengerjakan,” sambungnya.
Andi Usama Harun menjelaskan bahwa pekerjaan sambungan rumah, dalam melaksanakan kegiatan, PDAM Tirta Dharma membuat RAB sebagai dasar penentuan besaran kebutuhan material maupun upah tenaga kerja.
“Realisasi penggunaan dana, PDAM tidak pernah membuat laporan realisasi dana baik itu bulanan, triwulan maupun akhir, sehingga terhadap sisa dana kegiatan sambungan rumah hibah air minum perkotaan tersebut tidak perah dilaporkan,” jelasnya.
Upah tenaga kerja pada kegiatan sambungan rumah hibah air minum perkotaan tersebut terdapat perbedaan antara jumlah yang dicairkan dengan yang dibayarkan ke pada para pekerja.
“Tadi penyidik dari Kejari Luwu sudah menyita ratusan dokumen dan mengumpulkan beberapa bukti di Kantor PDAM Luwu, jadi mungkin setelah Lebaran kita akan tetapkan tersangkanya” ucap Usama Harun. (**)
Tinggalkan Balasan