Sebab Kemerdekaan Pendidikan di Distrik Wotu
INDEKSMEDIA.ID – Sebagai langkah awal dalam pembangunan pendidikan di kawasan Wotu, pemerintah Hindia Belanda mendirikan beberapa Sekolah Rakyat (Volks School).
Dengan adanya sekolah tersebut, anak-anak usia sekolah di distrik Wotu dapat mengikuti pendidikan secara formal meskipun hanya tiga tahun.
Oleh karena pemerintah kekurangan guru, maka sebagian tenaga pengajar di Volks School diambil dari keluaran Vervlog School (sekolah sambungan) dan Inlandsche School (Sekolah Belanda untuk Bumiputra) sebagai guru magang.
Setelah Jepang berkuasa di Luwu, bidang pendidikan kurang mendapatkan perhatian.
Dari sinilah banyak sekolah-sekolah ditutup, sehingga murid-murid terpaksa berhenti menempuh pendidikan. Pada gilirannya pendidikan kembali tidak terarah.
Fase ini, semua kegiatan ditujukan untuk militer Jepang. Jepang juga membentuk lembaga khusus yang memberi pendidikan militer kepada para pemuda Wotu. Lembaga tersebut bernama Seinendan (Korps Pemuda) yang dibentuk pada 29 April 1943 dan Heiho.
Dilansir dari Wikipedia, bahwa Heiho (Tentara Pembantu) termasuk salah satu organisasi militer, pasukannya terdiri dari pemuda-pemuda pribumi.
Namun para pemuda yang tergabung dalam angkatan ini tidak pernah diberi pangkat atau jabatan yang tinggi.
Pada dasarnya, pemuda-pemuda yang mengikuti pendidikan militer itu diharapkan bisa membantu jepang dalam situasi Perang Pasifik melawan Sekutu.
Beruntungnya, berkat pendidikan militer yang diberikan oleh Jepang inilah, usaha membangkitkan semangat juang para pemuda Wotu untuk merdeka semakin kuat, yang pada gilirannya melahirkan perlawanan yang gigih untuk memerdekakan distrik Wotu dari Penjajahan. (*/AA)
Referensi:
Ensiklopedia Tana Sejarah Tana Luwu
Tinggalkan Balasan