Hidup Ditengah Kemiskinan Ekstrem! RMB, IDI dan PSC 119 Palopo Bantu Keluarga Muliani

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID — Pasca viral, Muliani (36) dan suaminya Safri (42) yang bertahan hidup di gubuk reyotnya, akhirnya didatangi langsung Wakil Walikota Palopo H. Rahmat Masri Bandaso.

Kedatangan Orang nomor dua di Palopo ke wilayah kumuh itu, hadir bersama pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Palopo, dr Andi Fadly Kisra didampingi tim Indeksmedia.id Selasa (21/3/2023) sore tadi.

Melihat kondisi rumah dan kehidupan pasangan suami istri bersama empat orang anak kecilnya, RMB sapaan akrab Wakil Walikota itu tak dapat menyembunyikan rasa kesedihannya.

Sembari memandangi kondisi rumah yang rusak berat, RMB mengamini harapan keduanya untuk segera dilakukan pembenahan, meski tidak melalui jalur prosedural untuk mendapat bantuan pemerintah.

“Saat ini kita mencoba berkoordinasi ke pihak terkait. Dan langkah tepat dan cepat adalah membuka donasi, apalagi musim hujan dan tidak lama lagi kita memasuki bulan suci ramadan,” katanya.

Lebih lanjut, langkah yang ditempuh pemerintah untuk kemiskinan ekstrim di wilayah tersebut adalah dengan menginventarisir terlebih dahulu sesuai kebijakan yang ada,

“Tugas penting kita dan paling mendesak sekarang adalah bersama-sama membantu meringankan beban kesulitan ibu muliani,” sambung RMB.

“Saya pribadi merasa berdosa dan tidak menyangka ditengah kecukupan, masih ada keluarga yang hidup menderita,” tuturnya.

Di tempat yang sama, pengurus IDI menjelaskan bahwa dirinya sudah membuka donasi. Selanjutnya dari hasil donasi tersebut akan disalurkan dalam bentuk material bangunan.

“Siang tadi kami membuka donasi, dan alhamdulillah sudah terkumpul beberapa juta. Saya juga sudah menghubungi rekan-rekan relawan luwu raya untuk membantu proses pengerjaan rumah,” ungkap dr. Fadly yang juga ketua PSC 119 Palopo itu.

Perlu diketahui bahwa Mulyani tidak pernah tercatat sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah melalui kantor Pos.

“Saya tidak pernah kasian dapat BLT. Adapun bantuan yang kudapat itu jarang sekali, bisa ji dihitung jari dalam satu tahun ini,” ungkap Muliani.

Muliani bersama suami dan ke empat orang anaknya bermukim di Jl. Andi Tenriadjeng, Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur.

Keduanya hanya mengandalkan upah jasanya sebagai pengikat rumput laut dan buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan sesekali dibantu sang anak dengan mengumpulkan sampah plastik untuk dijual guna meringankan beban kedua orang tuanya. (*/Cca)