Kenali Tiga Jenis Tarian “Jamuan Tamu Agung” Kedatuan Luwu

INDEKSMEDIA.ID — Dalam prosesi atau ritual adat, banyak menampilkan tata cara untuk menjamu tamu agung di Kedatuan Luwu.

Di Tana Luwu sendiri, jamuannya baik dalam prosesi penyajian makanan khas (prosesi mattoana) ataupun dalam bentuk tarian.

Itu terlihat, pada prosesi peresmian rumah adat baru “Surapo’ Guttu Patalo Maddika Bua” di Bua, Luwu, Minggu (12/3/2023).

Berikut tiga jenis tarian yang berhasil dirangkum Indeksmedia.id

1. Tarian Paduppa’
Adalah tarian yang menggambarkan penyambutan untuk menjamu Raja, tamu agung, pesta adat, serta pesta perkawinan.

Tari Paduppa

2. Tarian Pajaga Bone Balla’
Adalah tarian sakral dari Luwu, yang dulunya dimainkan di Istana oleh anak-anak remaja perempuan bangsawan.

Keterangan yang diperoleh dari Maddika Bua, Tarian Pajaga Bone Balla merupakan tarian yang sangat Sakral, dulunya digunakan oleh leluhur bangsa Luwu yakni Sawerigading untuk berdoa kepada Tuhan.

Tari Pajaga Bone Balla

3. Tarian Sajo
Adalah tarian penutup untuk menutup segala rangkaian acara perjamuan agung.

Tarian ini dilakukan oleh anak turunan bangsawan tinggi, dengan iringan musik dan syair indah yang ditujukan kepada anak yang menari.

Salah satu syairnya berbunyi “Hajuaraja tuoko mai matakke mappalapa muriaccianongngi”, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia “Seperti beringin tumbuhlah engkau berdahan, beranting, tempat orang-orang bernaung”.

Tari Sajo

Tarian Sajo biasanya dilakukan di akhir acara melambangkam ungkapan suka cita serta rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, bahwa acara telah selesai.

Hal ini dapat dilihat dari semangat orang-orang yang turut memberikan sumbangan (saweran) kepada para penari dan penyanyinya.

Menurut Maddika Bua, syair tersebut memiliki makna, “Anak yang mulia tumbulah engkau, berkembang, berisi, dan menjadi harapan banyak orang.”

Itulah tiga jenis tarian jamuan tamu, semoga dapat menambah wawasan untuk lebih mengenal adat dan budaya Tana Luwu. (*/Cca)

Komentar