Kegembiraan di Masjid Jami: Tradisi Edukasi “Qurani” Kota Palopo

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID — Selayang pandang Kota Palopo banyak menyimpan tradisi sosial dan budaya yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur di masa lampau.

Salah satunya adalah tradisi yang mengajarkan tentang rasa kemanusiaan dan keadilan sesama.

Namun harapan ini tidak bisa terealisasi tanpa wujud motivasi pengembangan ilmu sebagai penerang jalan hidup.

Sebut saja gerakan konsisten (istiqomah) di tengah-tengah riuknya kota Palopo adalah semangat para pembelajar cilik di halaman Masjid Tua Palopo.

Adalah Hj Hasma, salah satu sosok pejuang pendidikan yang sampai saat ini masih bergelut dalam mencetak para generasi Qur’ani.

“Tradisi ini sudah dilakukan sejak 1976. Awalnya diajarkan oleh orang-orang jawa kepada kami dengan metode yang khas dan berkembang pada 1986,” ucapnya, Selasa (7/3/2023).

Kepada Indeksmedia.id ia menuturkan bahwa langkah sosialnya itu dilakukan bersama sebelas orang pejuang pendidikan Qurani lainnya.

“Ini adalah Annahdiyah Nahdatul Ulama yang punya metode sendiri dalam mengajarkan anak-anak. Ada juga mallago, menghafal Al-Qur’an, dan Tilawah Talqin,” ungkap Hasma.

“Kecuali hari minggu dan tanggal merah, kami tidak mengajar,” tambahnya.

Ia berharap metode pendidikan ini akan ada generasi-generasi yang sadar akan agama dan bertabggung jawab di masyarakat. Selain itu agar Masjid kian ramai dikunjungi.

“Harapan kami ya menjadikan masjid, khususnya Masjid Jami ini menjadi pusat pendidikan karakter bagi anak anak. Beginilah suasana kegembiraan anak-anak di setiap sorenya saat mereka belajar. Memang asyik metodenya,” tutup Hasma.

Detahui, sebanyak 197 anak didik saat ini menimba ilmu di TPA yang diberi nama Jamiatul Qura wal Hufaz Masjid Jami’. (*/Aa)

Komentar