Perjuangan “Ibu Tangguh” Dari Sampah, Maria Hidupi Enam Orang Anak

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID — Sebuah kisah perjuangan hidup datang dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Meski kecil, namun kota Palopo miliki daya tarik yang daerah lain tidak miliki.

Tak hanya itu, Kota yang miliki julukan idaman menyimpan banyak kisah dan perjuangan hidup.

Salah satunya datang dari Maria, yang kini berusia 48 tahun. Pemulung yang bertaruh nyawa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mancani, Kecamatan Telluwanua.

Adalah Maria mengais rejeki, untuk kebutuhan hidup dan pendidikan sang anak. Bagi orang lain, hal ini dipandang sebelah mata.

Tapi baginya, profesi tersebut adalah ladang untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

“Sampah seperti botol-botol plastik, itu laku saya jual seribu lima ratus rupiah perkilonya,” ucapnya.

Tak banyak hasil yang diperoleh Maria, dari profesi mulia itu. Namun, bagi Maria uang yang diperolehnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari bersama keluarga.

“Kalau lagi mujur, bisa sehari dapat 100 ribu,” kata Maria.

Sementara jika kondisi tak memihak, uang 100 ribu ini baru bisa terkumpul dalam dua hari.

Hal menggembirakan lainnya yang diperoleh Maria, adalah ketika menemukan sisa makanan.

Namun ini bukan untuk dikonsumsi Maria dan keluarga. Melainkan untuk konsumsi ternak sang suami.

Hal yang mengejutkan dari perjuangan Maria ini, lantaran lewat profesi sebagai pemulung. Maria bisa membiayai pendidikan enam orang anaknya.

“Kalau untuk uang sekolah gratis, tapi kebutuhan lainnya itu yang harus disiapkan,” ujar Maria.

“Berkat sampah ini, saya bisa sekolahkan anak dan penuhi kebutuhan pendidikannya,” bebernya.

Sebelum menutup perbincangan, Maria punya pesan bagi warga kota Palopo yang membuang sampah.

“Kalau bisa jangan ki’ campur-campur. Apalagi kalau sisa makanan bercampur popok bayi, karena tidak jadi dikasi ternak kasihan,”ucapnya penuh harap.

Dari kisah perjuangan hidup Maria, Anda tentu bisa mengambil pelajaran yang besar.

Bahwa dibalik sampah yang Anda buang, ada nilai dan bisa dimanfaatkan orang lain untuk penuhi kebutuhan hidup mereka.

Itulah sepenggal kisah perjuangan hidup, warga Palopo dengan taraf ekonomi bawah. (*/Eka)

Komentar